(Liputan Khusus dari Kota Sentolo 87 HO)
Pada suatu pagi yang cerah, saya berkesempatan untuk berkunjung ke Pademangan (Kantor Tata Pradja dan Otoritas) Kota Sentolo 87 HO. Bahkan saya diundang coffee time oleh Ki Demang Ghandrik sendiri di ruangan kerjanya. Ki Demang memang sangat menggemari minum kopi terutama jenis Kopi Robusta dari dataran tinggi Gayo di Aceh 87 yang berasal dari fasesanisasi Musang atau Luwak.
Yang saya agak sedikt kurang nyaman, Ki Demang ini tidak putus-putusnya merokok, mengingatkan saya pada sebentuk Lokomotif uap di film-film koboi yang diputar MGM. Ada dua bungkus rokok berbeda yang terlihat oleh saya, yaitu sebuah rokok lokal terkenal dari Kota Kudus 87 bernuansa light (mild) dan sebungkus rokok putih tanpa label cukai (import? BM?) bermerk "Rohem Cigar Mojito", jujur saya tidak pernah melihat iklannya di televisi.
Namun yang paling menarik perhatian saya adalah sebuah foto yang tergantung tepat di belakang meja kerjanya. Foto yang nampak usang, dengan pigura kayu mahoni tersebut terlihat memiliki makna istimewa bagi Ki Demang Ghandrik, sang "Warlord" Kota Sentolo 87 yang aneh ini (hihihi...)
SEBUAH FOTO USANG DI SUDUT RUANG KERJA KI DEMANG |
Foto itu menggambarkan tentang
3 figur anak manusia, yaitu seorang anak lelaki kecil berumur sekitar 3-4 tahun yang di panggul pundak oleh seorang lelaki gagah dan didepannya berdiri seorang wanita dengan roman keibuan yang pekat, sementara latar belakangnya nampak 'moncong' sebuah Lokomotif dengan performance PJKA ( PT. KAI Today).
Ada secoret tulisan bertinta hitam disudut kanan bawah.
Saya menanyakan pada Ki Demang Ghandrik, siapa mereka yang ada dalam foto tersebut?, sambil tersenyum ringan dan menghembuskan rokoknya, Ki Ghandrik menjawab, mereka adalah orang-orang yang sangat berarti dan berperan dalam membentuk jalan kehidupannya sehingga tidak tersia-sia digerus jaman seperti sekarang ini.
Kemudian saya tanyakan lagi, apakah maksud tulisan di sudut kanan bawah tersebut? Kali ini malah Ki Ghandrik balik bertanya, "Coba Jeng Reporter yang manis dan cerdas ini mencari tahu, tentang apa itu Stasiun Lempuyangan, Kota yang tak pernah "mati" dan Stasiun Tugu". Hmmm, suatu tantangan yang menarik bagi saya, sebelum saya mohon diri pada Ki Demang dan mengucapkan terimakasih atas kopi-nya yang unik serta nikmat.
Dilaporkan secara Online oleh:
Athijka Febrianovich
Reporter lapangan Harian Online JOGJAICON (www.jogjaicon.com)
No comments:
Post a Comment